Pengertian dan Contoh Paragraf Generalisasi
Pengertian dan Contoh Paragraf Generalisasi - Paragraf generalilsasi merupakan paragraf yang meggunakan pendekatan induksi dalam kalimatnya. Dalam paragraf generalisasi, menyajikan fakta – fakta atau penjelasan –penjelasan pada kalimat –kalimat awal yang akan menggiring kesimpulan di kalimat terakhir. Oleh karenanya, paragraf generalisasi menggunakan pendekatan induksi (umum – khusus), yang memiliki ciri khas dengan penyampaian ide pokok di akhir paragraf yang sebelumnya diberikan fakta – fakta pendukung. Paragraf generalisasi dibedakan menjadi dua:
a. Loncatan Induktif
Pada paragraf ini, menyajikan kalimat – kalimat yang bertolak dari beberapa fakta pada kalimat awal, yang mana fakta tersebut belum dapat mencerminkan keseluruhan fenomena yang terjadi. Oleh karenanya, pada kalimat jenis ini merupakan kalimat generalisasi yang lemah, karena dalam kalimat awal mengandung fakta – fakta yang tidak seutuhnya mencerminkan keseluuhan fenomena.
b. Tanpa Loncatan Induktif
Paragraf jenis ini merupakan kebalikan dari paragraf generalisasi loncatan induktif. Pada paragraf jenis ini, memberikan kalimat – kalimat fakta yang lengkap yang menggambarkan keseluruhan fenomena. Sehingga paragraf ini sangat baik karena menyajikan data yang lengkap.
Contoh paragraf generalisasi. Berikut akan diuraikan contoh – contoh mengenai paragraf generalisasi.
Contoh paragraf generalisasi – loncatan induksi 1
Keputusan pemerintah menaikkan harga BBM kembali menuai kritikan. Hal ini karena kenaikan ini akan memicu kenaikan harga – harga barang pokok serta tarif angkutan. Terutama harga barang – barang sembako yang menjadi kebutuhan utama yang melambung tinggi setelah kenaikan BBM. Begitu pula dengan kenaikan tarif dasar angkutan, listrik, gas, dan lain –lain. Oleh karena itu, rakyat menolak kenaikan BBM karena banyak membawa masalah bagi rakyat.
Contoh paragraf generalisasi – loncatan induksi 2
Kemajuan bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikan. Pendidikan yang baik tentu didukung oleh sarana dan prasarana, kualitas guru, serta peran masyarakat dan pemerintah. Melalui pendidikan, kita dapat mengajarkan nilai – nilai yang luhur kepada generasi penerus bangsa. Perubahan – perubahan pada negeri kita juga terjadi dari proses pendidikan. Namun, masih banyak anak – anak negeri yang belum dapat mengenyam pendidikan dengan baik karena berbagai faktor. Oleh karenanya, pemerataan pendidikan harus menjadi prioritas dalam program pemerintah.
Contoh paragraf generalisasi – loncatan induksi 3
Kasus pembegalan semakin marak terjadi di Ibu kota. Sebagian besar korbannya adalah kaum perempuan. Para pembegal itu merampas harta yang dimiliki korban. Pembegalan bukanlah hal baru dalam kriminalitas. Hanya saja, akhir – akhir ini aksi yang dilakukan para pembegal itu dilakukan di kota – kota besar seperti Ibu kota. Bahkan pembegal –pembegl ini merupakan jaringan para perampok masa lalu. Masih diselidiki motif dibalik kejahatan ini. Oleh karena itu peningkatan kewaspadaan terhadap kejahatan perlu ditingkatkan.
Contoh paragraf generalisasi – tanpa loncatan induksi
Setelah hasil ulangan biologi anak –anak kelas 11 diperiksa, sebagian besar murid-murid mendapat nilai standar kelulusan, yaitu delapan puluh. Nilai di bawah standar kelulusan masih ditemukan pada sedikitnya lima orang siswa. Bagi siswa – siswi yang memiliki nilai di bawah standar kelulusan, maka akan diwajibkan untuk mengikuti ujian perbaikan atau remedial. Ujian remedial ini dapat berupa ujian dengan materi serupa namun soal yang lebih mudah, atau dapat pula penugasan dengan materi yang terkait. Sistem penilaian yang diberikan pada ujian remedial pun berbeda dengan ujian yang pertama, pada ujian remedial nilai maksimum siswa hanya batas standar kelulusan. Sehingga dengan demikian program remedial membantu siswa – siswi yang belum memiliki ketuntasan belajar.
Pengertian dan Contoh Paragraf Analogi
Pengertian dan Contoh Paragraf Analogi - Paragraf analogi adalah salah satu dari paragraf yang memiliki penalaran induktif. Paragraf Analogi sendiri merupakan suatu paragraf yang membandingkan antara 2 hal yang memiliki kesaman atau hampir sama satu sama lain yang akan disimpulkan di akhir paragraf.
Karena paragraf ini mengikuti penalaran induktif maka paragraf analogi memiliki pola sebagai berikut:
Khusus
Khusus
Umum
Bagian awal paragraf ini memaparkan 2 hal yang akan menjadi topik pembicaraan. Kemudian kalimat-kalimat selanjutnya membicarakan persamaan yang dimiliki oleh ke 2 hal tersebut. Yang harus diingat adalah pembanding tersebut harus lah sama dan sepadan. Sepadan berarti ke 2 hal tersebut memiliki tingkatan ranah pembahasan yang sama dan tidak timpang atau malah bertentangan satu sama lain. Selanjutnya pada bagian akhir, persamaan-persamaan ke 2 objek tersebut disimpulkan.
Contoh Paragraf Analogi:
Sifat manusia diibaratkan seperti padi yang terhampar luas di persawahan. Padi yang bagus dan berisi akan semakin merunduk. Begitu pula dengan manusia ketika meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, mereka akan menjadi semakin rendah hati dan dermawan. Apabila manusia itu sombong dan arogan mereka akan menjadi seperti padi kosong yang selalu berdiri tegak. Namun, jika terkena angin yang cukup kuat padi tersebut akan patah. Seperti manusia yang sombong dan arogan akan hancur jika terkena cobaan dalam hidupnya. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang berilmu apabila diberi kepandaian dan kelebihan, hendaklah bersikap seperti padi yang semakin berisi semakin merunduk.
Paragraf di atas membandingkan manusia dengan padi. Dimana padi yang bagus adalah padi yang merunduk bukannya yang berdiri tegap di tengah persawahan. Sepintas padi yang tegak tersebut terlihat bagus karena dia yang paling tinggi. Namun jika dilihat lebih dalam, padi itu adalah padi yang tidak bagus karena tidak berisi. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa, manusia yang baik tidak akan menyombongkan dirinya seperti padi yang selalu merunduk.
Ciri-ciri paragraf analogi:
Jika dilihat dari contoh paragraf analogi di atas, kita dapat mengetahui ciri-ciri paragraf analogi sebagai berikut.
1. Paragraf ini membandingkan 2 hal secara bergantian yang memiliki tingkat kesetaraan yang seimbang. Hal yang dapat dibandingkan dapat berupa benda, kejadian, keadaan ataupun proses.
2. Kalimat-kalimat penjelas dalam paragraf analogi kebanyakan berupa persamaan-persamaan yang dimiliki oleh 2 hal yang dianggap sama.
3. Paragraf analogi memiliki kalimat utama yang terletak di bagian akhir paragraf atau disebut juga dengan kesimpulan yang merupakan penjelas dari ide awal yang dikemukakan,
Contoh-contoh lain paragaraf analogi
Analogi antara kehidupan dan roda
Hidup di dunia ini ibarat sebuah roda yang terus berputar. Ada kalanya kita berada di atas dan kadang berada di bawah. Saat kita berada di atas, kita bisa mendapatkan apapun yang kita impikan. Tapi sebaliknya saat roda berputar kembali, kita akan berada di bawah. Dimana kita akan dihadapkan oleh kesulitan-kesulitan hidup yang ada. Bagi Anda yang berada di atas sat ini, janganlah bersikap sombong dan ingatlah bahwa apa yang Anda rasakan tersebut hanyalah bersifat sementara. Dan bagi yang berada di bawah, janganlah berputus asa dan yakinlah bahwa kita akan berada di atas suatu hari nanti karena roda kehidupan akan terus berputar. Oleh karena itu, janganlah puas atau putus asa dengan apa yang Anda rasakan saat ini.
Analogi antara menuntut ilmu dan mendaki gunung
Menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung yang tinggi. Saat kita menuju puncak yang tertinggi, akan banyak rintangan yang menghadang seperti jalan yang terjal, dan binatang buas yang mengancam. Jika kita melaluinya dengan benar dan dengan semangat yang tinggi, kita akan sampai di puncak dengan mudah. Namun, jika tidak, kita bisa saja terjatuh. Begitu pula dengan menuntut ilmu, akan ada banyak rintangan yang menghadang kita. Jika kita giat belajar dan termotivasi kita akan mencapai puncak yaitu kesuksesan. Sebaliknya jika kita tidak giat, kita tidak akan sukses. Oleh karena itu, menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung yang membutuhkan usaha dan motivasi yang tinggi untuk mencapai puncak atau kesuksesan.
Analogi antara mata dan agama
Mata merupakan organ tubuh yang sangat vital. Kita tidak bisa melihat jika tidak memiliki mata sehingga kita bisa tersesat atau bahkan jatuh. Walaupun kita memiliki segalanya, mata tetaplah sangat berharga dan tidak ternilai harganya. Begitu juga dengan agama, agama merupakan penuntun dalam hidup ini. Tanpa agama kita akan tersesat di jalan yang salah. Meskipun kita memiliki pendidikan yang tinggi, semua itu tidak akan berguna, malah akan menyesatkan kita. Jadi agama sama pentingnya dengan mata sebagai penuntun hidup ini, Jika mata menuntun kita berjalan di dunia, agama akan menutun kita berjalan di dunia dan akhirat.
Analogi kertas putih dan anak bayi
Setiap anak yang baru lahir ke dunia ini masih suci. Seperti halnya sebuah kertas putih yang belum ternoda oleh tinta sedikit pun. Kertas putih tersebut akan sangat bergantung dengan sang pemiliknya. Entah dia akan ditulis dengan baik atau bahkan dicore-coret. Begitu juga dengan baik buruknya anak-anak yang baru lahir bergantung pada didikan orang tua mereka. Jika mereka dididik dengan benar maka mereka akan menjadi anak yang sholeh dan sebaliknya. Oleh karena itu, kita harus mendidik anak kita sedini mungkin karena hal itulah yang akan menetukan nasib dan sifat mereka di masa depan.
Pengertian dan Contoh Paragraf Sebab Akibat Beserta Ciri-Cirinya
Pengertian dan Contoh Paragraf Sebab Akibat Beserta Ciri-Cirinya - Paragraf sebab akibat adalah salah satu paragraf yang merupakan pengembangan dari pola pikir paragraf induktif dimana kalimat utama diletakkan di akhir paragraf dan sering disebut juga dengan kesimpulan. Berdasarkan pola pemikiran tersebut, paragraf sebab akibat atau yang disebut dengan paragraf kausatif merupakan paragraf yang dimulai dengan fakta-fakta khusus sebagai sebab kemudian disimpulkan menjadi fakta umum pada bagian akhir kalimat yang disebut dengan akibat.
Ciri-Ciri Paragraf Sebab Akibat
1. Karena mengikuti pola pikir paragraf induktif, kalimat pertama pada paragraf sebab akibat berupa kalimat-kalimat khusus.
2. Paragraf ini memaparkan banyak contoh, masalah atau peristiwa khusus yang disebut dengan sebab lalu di simpulkan menjadi satu contoh, masalah atau peristiwa umum yang timbul akibat sebab-sebab tersebut yang disebut juga dengan kalimat akibat.
3. Gagasan utamanya terletak pada bagian akhir kalimat atau kalimat yang menjadi akibat di dalam suatu paragraf.
4. Adanya keterkaitan yang logis antara kalimat yang menjadi sebab dan kalimat akibat.
Contoh Paragraf Sebab Akibat
Saat ini marak terjadi penebangan pohon secara liar. Hal ini dilakukan oleh cukong-cukong yang tak bertanggung jawab dengan seenaknya saja membabat hutan tanpa menanaminya kembali. Tak hanya maraknya penebangan pohon, tanah-tanah telah kehilangan fungsinya sebagai sumber resapan air dikarenakan pembangunan yang terjadi secara luas dan massif tanpa mengindahkan lingkungan. Di tambah lagi dengan kebiasaan buruk para manusia yang tinggal di sekitar sungai. Mereka dengan sengaja membuang sampah mereka di sungai sehingga membuat sungai menjadi dangkal karena sampah yang menumpuk di permukaan sungai. Bahkan mereka juga membangun rumah-rumah di pinggiran sungai yang menambah ke semerautan wilayah sungai. Oleh kerena itu tidaklah heran mengapa bencana banjir sering terjadi pada musim penghujan ini.
Paragraf di atas menyajikan sebuah bahasan tentang akibat terjadinya banjir pada musim kemarau. Berikut adalah pola dari paragraf sebab akibat di atas:
Penebangan hutan (Sebab khusus)
Hilangnya fungsi tanah serapan (Sebab khusus)
Pendangkalan sungai (Sebab khusus)
Pembangunan rumah di sekitar sungai (Sebab khusus)
Banjir selalu datang pada musim kemarau. (Akibat umum)
Jenis-Jenis Paragraf Sebab Akibat
Paragraf ini bisa dikembangkan menjadi beberapa jenis yaitu, sebab - akibat, akibat - sebab, sebab – akibat 1 akibat 2. Berikut ini adalah penjelasan dan contoh-contoh jenis paragraf sebab akibat.
1. Sebab akibat
Paragraf ini diawali dengan kalimat-kaliamat khusus yang merupakan sebab lalu pada bagian akhir paragraf disimpulkan ke dalam kalimat umum yang merupakan akibat.
Contoh:
Andi suka membantu sesam tanpa pamrih. Dia juga selalu baik terhadap semua orang. Sikapnya yang sopan membuat dia mudah diterima di lingkungan mana saja. Tidak hanya itu, dia juga memiliki tutur kata yang lembut. Dia tidak pernah berbicara menyakiti perasaan orang lain. Meskipun dia selalu jujur dia memiliki cara-cara yang tepat untuk menasehati teman-temannya tanpa menyingung perasaan. Ditambah lagi dia juga merupakan orang yang pintar di kelasnya. Meskipun begitu dia tidak pernah pelit ilmu. Andi selalu mengajarkan teman-temannya yang bertanya kepadannya. Oleh karena itu, wajar saja Andi menjadi teman kesayangan dan murid favorit guru-guru di sekolah.
2. Akibat sebab
Paragraf ini diawali dengan menyajikan kalimat-kalimat khusus yang berupa akibat-akibat dari sesuatu dan disimpulkan menjadi kalimat umum yang menjadi sebab masalah-masalah tersebut muncul.
Contoh:
Hasil panen para petani di Desa Cisandana tahun ini tidak memuaskan. Ribuan hektar sawah hanya bisa di panen setengahnya. Banyak tanaman padi yang mati sebelum dipanen karena serangan hama seperti tikus, walang sangit dan lain-lain. Keadaan ini membuat petani cukup kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Mereka harus memutar otak untuk menemukan jalan keluar dari permasalahan ini. Tidak hanya berimbas pada petani, gagal panen tahun ini juga berimbas pada kelangkaan beras di pasar sehingga membuat hargannya menjadi naik hampir 2 kali lipat dari harga awalnya. Pemasalahan lain yang muncul adalah keringnya sumber-sumber mata air sehingga membuat setiap orang kerepotan untuk mendapatkan air yang bersih. Di tambah lagi dengn cuaca yang sangat panas hingga menusuk tulang. Semua permasalahan-permasalahan di atas timbul karena disebabkan oleh kemarau yang terjadi tahun ini cukup panjang.
3. Sebab akibat 1 akibat 2
Paragraf ini memiliki 2 kalimat yang menjadi akibat dari sebab-sebab yang telah dikemukakan pada kalimat sebelumnya. Namun, akibat 1 akan menjadi sebuah sebab yang dapat menimbulkan serangkaian akibat lain (akibat 2).
Contoh:
Kerusuhan yang terjadi pada beberapa puluh tahun yang lalu membuat uang sangat sulit didapat. Banyak uang yang hilang terbakar maupun rusak. Oleh karena itu, pemerintah kembali mencetak uang sebanyak-banyaknya untuk mengganti uang-uang yang hilang tersebut. Akan tetapi apa yang dilakukan oleh pemerintah saat itu membuat uang yang beredar di masyarakat cukup banyak dan terjadilah hyper inflasi. Akibatnya, uang menjadi tidak berharga dikarenakan peredarannya yang sangat banyak dan juga terjadi krisis moneter.
Sumber :
Sumber 1
Sumber 2
Sumber 3
Selasa, 31 Mei 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar