BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
TI (Teknologi Informasi) merupakan sebuah kebutuhan yang sangat penting
di era globalisasi saat ini. Hampir
di semua sektor,
implementasi dan pengembangan
TI sudah bisa kita rasakan. Pada mulanya
TI hanya merupakan sarana pendukung saja, namun makin lama TI mulai mengambil
peran penting dalam kehidupan manusia.
Mulai dari sistem
komunikasi seluler, telepon, internet, perbankan, pemerintahan,
industri dan sebagainya.
Masalah mendasar di daerah adalah keterbatasan infrastruktur, terutama
untuk akses internet dan
telekomunikasi yang memadai.
Ada akses Telkomnet
di sekitar 250 kota di Indonesia. Namun kualitasnya kurang layak dan
memadai untuk akses massal.
Secara ideal, sarana telekomunikasi haruslah memadai. Terlebih lagi untuk
konsumen yang benar-benar
membutuhkan sarana internet
dan komunikasi data.
Untuk dapat melayani kebutuhan komunikasi data, sebuah ISP harus
membangun sebuah infrastruktur yang memenuhi standar. Hal-hal penting yang
harus dikedepankan adalah skalabilitas, reabilitas, ekstensibilitas, dan
operasional yang seefisien mungkin.
Di sisi klien diharapkan mampu memanfaatkan solusi yang ditawarkan oleh
ISP. Beberapa hal yang menjadi faktor kunci keberhasilan penetrasi pasar adalah
biaya yang masuk akal (efektif) dan pengaplikasian sarana yang semudah mungkin.
Solusi teknologi yang dapat digunakan untuk mengakomodasi semua
kepentingan di atas adalah teknologi Fiber Optik. Infrastruktur berbasis Kabel
Fiber ini memiliki kapabilitas dalam aplikasi telekomunikasi secara umum.
Antara lain pemanfaatannya untuk telepon digital, fax, komunikasi data, akses
internet, dan sebagainya.
B. Ruang Lingkup Masalah
Bank Artha Niaga diindikasikan akan sangat
membutuhkan infrastruktur jaringan internet. Infrastruktur tersebut diperlukan
untuk :
-
Meningkatkan mutu dan kualitas jaringan
-
Meningkatkan trafik data antar cabang
maupun internasional
BAB II
METODOLOGI
A.
Metodologi
Metodologi adalah dasar yang dijadikan acuan dalam pengembangan perangkat lunak ini. Metodologi yang digunakan dalam pengembangan jaringan Bank Artha Niaga adalah metode Spiral.
Metode / Model spiral (spiral model) yang pada awalnya diusulkan oleh Boehm adalah model proses perangkat lunak yang evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototipe dengan cara kontrol dan aspek sistematis dari model sekuensial linier. Di dalam model spiral, perangkat lunak dikembangkan di dalam suatu deretan pertambahan.
Metodologi adalah dasar yang dijadikan acuan dalam pengembangan perangkat lunak ini. Metodologi yang digunakan dalam pengembangan jaringan Bank Artha Niaga adalah metode Spiral.
Metode / Model spiral (spiral model) yang pada awalnya diusulkan oleh Boehm adalah model proses perangkat lunak yang evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototipe dengan cara kontrol dan aspek sistematis dari model sekuensial linier. Di dalam model spiral, perangkat lunak dikembangkan di dalam suatu deretan pertambahan.
Selama awal iterasi, rilis inkremental bisa merupakan sebuah model atau prototipe
kertas. Selama iteraksi berikutnya, sedikit demi
sedikit dihasilkan versi sistem rekayasa yang lebih lengkap.
Kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan dengan model ini adalah :
1. Komunikasi Pelanggan
Komunikasi kepada pelanggan dalam hal ini adalah pihak Bank dibangun
untuk menganalisis kebutuhan-kebutuhan dari pihak Bank.
2. Perencanaan Tugas-tugas
Perencanaan dilakukan untuk mempersiapkan dan mendefinisikan sumber daya,
waktu serta tahapan proses. Ini dilakukan oleh pengembang yang dikomunikasikan
kepada pelanggan.
3. Analisis resiko
Menganalisis dan mengidentifikasi resiko-resiko yang bisa terjadi baik itu
teknis ataupun manajerial jika terjadi kesalahan. Mempersiapkan beberapa
rencana untuk menghadapi beberapa resiko tersebut.
4. Perekayasaan
Perekayasaan disusun oleh pengembang untuk menuliskan tahapan-tahapan atau proses pengembangan Jaringan. Disini mulai merepresentasikan masalah menjadi rancangan sistem.
Perekayasaan disusun oleh pengembang untuk menuliskan tahapan-tahapan atau proses pengembangan Jaringan. Disini mulai merepresentasikan masalah menjadi rancangan sistem.
5. Konstruksi dan peluncuran
Konstruksi Jaringan dilakukan oleh pengembang jika perlu dibantu oleh
ahli. Disini dilakukan proses installasi, pengujian serta peluncuran.
Seiring dengan peluncuran maka dilakukan proses pelatihan kepada user dan
pelanggan tentang tatacara pemakaian dan hak-hak nya.
BAB
III
PERMASALAHAN
Meskipun perbankan memperoleh manfaat dari
penggunaan internet tersebut, terdapat pula risiko yang melekat pada kegiatan
yang dimaksud diantaranya risiko strategik, risiko reputasi, risiko operasional
termasuk risiko keamanan dan risiko hukum, risiko kredit, risiko pasar dan
risiko likuiditas. Internet banking meningkatkan risiko strategik, risiko
operasional termasuk risiko keamanan dan risiko hukum serta risiko reputasi.
Pihak bank harus melakukan indentifikasi, melakukan pengukuran, pemantauan dan
pengendalian risiko dengan prinsip kehati-hatian.
1.
Resiko Strategis
(strategic risk)
Risiko
ini berkutat dalam kebijakan atau strategi yang akan dijalankan suatu bank.
Tertimpa risiko ini berarti akan berujung kerugian dan berkurangnya modal. Hal
ini akan bertambah parah jika tidak didukung struktur organisasi dan sumber
daya yang ahli mengelola internet banking. Jadi, perlu hati-hati.
2.
Resiko Transaksi
(transaction risk)
Risiko
ini mengancam laba dan modal bank yang ditimbulkan oleh fraud, kesalahan
(errors), kealpaan, dan ketidakmampuan mengelola tingkat pelayanan yang
ditawarkan atau yang menjadi ekspektasi para nasabah. Pasalnya, internet
banking memerlukan internal kontrol yang kuat dan sistem yang selalu siap.
Karena bank menggunakan pihak ketiga dalam penyediaan sistem, pihak ketiga yang
memberikan jasa tersebut jelas akan meningkatkan risiko transaksi tersebut.
3.
Resiko Kepatuhan
(compliance risk)
Risiko
ini muncul akibat pelanggaran dan ketidakpatuhan bank terhadap hukum,
peraturan, dan standard etika. Jika tertimpa risiko ini, reputasi bank bisa
jatuh, merugi, bahkan bisa mengurangi kesempatan berbisnis. Untuk
memitigasinya, bank harus betul-betul paham dan mampu menginterprestasikan
secara benar, khususnya peraturan-peraturan seputar internet banking dunia.
4.
Resiko Reputasi
(reputational risk)
Hancurnya
reputasi bank biasanya berjalan seiring dengan risiko-risko lain. Dropnya
sistem internet banking yang frekuentif atau kecepatan sistem yang rendah bisa
membuat buruknya pendapat publik terhadap suatu bank.
5.
Resiko Keamanan
informasi (information security risk)
Risiko
ini bisa menggerus keuntungan dan modal bank yang ditimbulkan dari penjahat-penjahat
maya (hackers) ataupun orang-dalam sendiri. Belum lagi virus-virus, pencurian
data, penghancuran data, dan fraud yang juga bisa menghantam bank. Risiko ini
sangat krusial dan perlu sangat diwaspasi bank-bank.
6.
Resiko Kredit
(credit risk)
Risiko
ini juga berpotensi meningkat karena internet banking membuat para nasabah bisa
mengajukan aplikasi kredit dari mana pun di dunia ini. Bank-bank tentu akan
sangat sulit memverifikasi dan mengidentifikasi nasabah jika bank menawarkan
kredit melalui internet.
7.
Resiko Suku
Bunga (interest rate risk)
Dengan
menawarkan jasa internet banking, risiko suku bunga pada banking book (beda
suku bunga antara aset dan kewajiban bank) juga berpotensi meningkat. Dengan
internet banking, nasabah akan sangat mudah membandingkan suku bunga simpanan
dan pinjaman. Untuk itu, bank perlu cepat melakukan perubahan terhadap
perubahan suku bunga pasar jika tidak ingin ditinggalkan nasabahnya.
8.
Resiko
Likuiditas (liquidity risk)
Risiko ini juga
harus dicermati. Dengan adanya internet banking, para nasabah menjadi lebih
gampang menarik kas dan menransfer kepada pihak ketiga. Sekalipun transfer
dilakukan ke rekening pada bank yang sama, ini bisa saja menjadi masalah.
Sebab, pihak ketiga bisa saja menariknya dalam bentuk kas atau menransfernya ke
bank pesaing. Dengan penerapan internet banking, tentu, bank perlu menyesuaikan
manajemen likuiditasnya kalau tidak ingin kelabakan.
Selain hal di atas tersebut, prinsip manajemen
risiko sangat diperlukan di sini. Internet banking dibagi dalam tiga bagian
yaitu pengawasan aktif komisaris dan direksi Bank, pengendalian pengamanan,
serta manajemen risiko hukum dan risiko reputasi sebagai berikut :
·
Pengawasan Aktif
Komisaris dan Direksi Bank Komisaris dan Direksi Bank bertanggung jawab dalam
melakukan pengembangan strategi bisnis dan pengawasan manajemen yang efektif
terhadap risiko atas penyelenggaraan internet banking. Pengawasan ini
didasarkan pada kebijakan tertulis secara normatif yang ditetapkan komisaris
dan direksi bank.
·
Pengendalian
Pengamanan, hal ini dikarenakan risiko pengamanan yang meningkat akibat dari
aktivitas internet banking. Oleh karena itu, perbankan perlu melakukan
pengujian identitas nasabah, pengujian keaslian transaksi, penerapan prinsip
pemisahan tugas, pengendalian terhadap penggunaan hak akses terhadap sistem,
dan perlindungan terhadap integritas data maupun kerahasiaan informasi penting
pada internet banking.
·
Manajemen Risiko
Hukum dan Risiko Reputasi. Untuk mengatasi risiko hukum dan risiko reputasi,
pelayanan jasa internet banking sebaiknya dilaksanakan secara konsisten dan
tepat waktu sesuai dengan harapan nasabah. Agar dapat memenuhi harapan nasabah,
perbankan harus memiliki kapasitas, kontinuitas usaha dan perencanaan darurat
yang efektif.
BAB IV
ASPEK FINANSIAL
A.
Biaya
Berikut adalah jenis biaya yang dibutuhkan:
No.
|
Jenis
|
Biaya
|
Keterangan
|
1
|
SERVER 1
|
Rp. 534.000.000,-
|
Spesifikasi server 1 terlampir
|
2
|
SERVER 2
|
Rp. 728.000.000,-
|
Spesifikasi server 2 terlampir
|
3
|
Pembentangan Fiber optic
|
Rp. 175.000.000,-
|
Pembentangan di mulai dari Server 1 (Gedung Cyber) sampai
Server 2 (Office Building)
|
4
|
10 Rack Data Center
|
Rp. 1.857.000.000,-
|
Spesifikasi data center terlampir
|
5
|
Pengerjaan Pembangunan Data center
|
Rp. 120.000.000,-
|
Sumber daya manusia untuk pembangunan ruang Data Center
|
TOTAL
|
Rp. 3.414.000.000,-
|
1.1.
Spesifikasi Server 1
No.
|
Jenis
|
Jumlah
|
Spesifikasi
|
1
|
Processor
|
2
|
Intel Xeon E5-2697
|
2
|
Motherboard
|
1
|
GIGABYTE 7PESH3 SSI EEB Server Motherboard Dual LGA 2011
|
3
|
RAM
|
1
|
128gb OWC RAM SET ECC 1333Mhz/Cl
|
4
|
DISK
|
2
|
Samsung 840 Pro Series 512GB 2.5" Solid State Drive
|
4
|
Samsung 840 EVO 1TB 2.5" Solid State Drive
|
||
5
|
Monitor
|
1
|
Asus PQ321Q 31.5" Monitor
|
6
|
ROUTER & SWITCH
|
1
|
CISCO WS-C4506-E
|
1.2.
Spesifikasi Server 2
No.
|
Jenis
|
Jumlah
|
Spesifikasi
|
1
|
Processor
|
2
|
Intel Xeon E5-2697
|
2
|
Motherboard
|
1
|
GIGABYTE 7PESH3 SSI EEB Server Motherboard Dual LGA 2011
|
3
|
RAM
|
1
|
128gb OWC RAM SET ECC 1333Mhz/Cl
|
4
|
DISK
|
2
|
Samsung 840 Pro Series 512GB 2.5" Solid State Drive
|
4
|
Samsung 840 EVO 1TB 2.5" Solid State Drive
|
||
8
|
Hitachi Ultrastar 7K4000 4TB 3.5" 7200RPM Internal
Hard Drive
|
||
5
|
Monitor
|
12
|
Asus PQ321Q 31.5" Monitor
|
6
|
ROUTER
& SWITCH
|
1
|
CISCO WS-C4506-E
|
1.3.
Spesifikasi Data Center
No.
|
Jenis
|
Jumlah
|
Spesifikasi
|
1
|
SERVER
|
1
|
ASUS RS926-E7/RS8
|
2
|
NAS
|
10
|
Synology RS2414+
Diskless
|
3
|
ROUTER & SWITCH
|
1
|
Cisco SRW2024P
|
4
|
DISK
|
120
|
ST4000VN000
|
·
Spesifikasi diatas merupakan spesifikasi dari 1
rack. Dalam 1 data center kita membutuhkan 10 rack
B. Pelatihan
Kebutuhan-kebutuhan untuk pelatihan dan
launching.
No.
|
Alat
|
Jumlah
|
1
|
Ruang Auditorium
|
1
|
2
|
Buku Panduan
|
Disesuaikan
|
3
|
Snack
|
Disesuaikan
|
4
|
Sertifikasi
|
Disesuaikan
|
C. Jadwal Proyek
Berikut adalah jadwal serta tahapan dalam Pembangunan infrastruktur internet.
No.
|
Kegiatan
|
November
|
Desember
|
Januari
|
Februari
|
Maret
|
April
|
1
|
Pengadaan barang
|
×
|
|||||
2
|
Perencanaan Tugas
|
×
|
|||||
3
|
Analisis Resiko
|
×
|
|||||
4
|
Perekayasaan
|
×
|
|||||
5
|
Konstruksi
|
×
|
×
|
×
|
|||
6
|
Peluncuran
|
×
|
|||||
7
|
Evaluasi
|
×
|
D. Sumber Daya Manusia
No.
|
Nama
|
Status
|
Jabatan
|
Jobdesk
|
Gaji
|
1
|
Ibnu Hafizh Baihaqi
|
Mahasiswa
|
Pimpinan Proyek
|
Melakukan pengujian, mengembangkan proyek, manajemen
proyek.
|
Disesuaikan
|
2
|
Ditentukan dari pihak Bank
|
Pegawai
|
Admin
|
Memegang akun administrator & Hak Otoritas penuh atas
Data center serta server
|
-
|
3
|
Ditentukan dari pihak Bank
|
Pegawai
|
IT Manager
|
Manajemen Data center
|
-
|
BAB V
Penutup
Demikian
proposal ini kami susun dan sampaikan. Atas
perhatiannya dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Hormat Kami,
|
|
_____________________________
|
|
Ibnu Hafizh Baihaqi
|
Ibnu Hafizh Baihaqi
JL. Pisces blok b6 no 1 permata harjamukti, Cirebon 41283
085 724 000 000
ibnuhb@gmail.com
http://inuhaqi.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar