Rabu, 06 April 2016

Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

BAHASA YANG BAIK DAN BENAR
Bahasa itu mencerminkan pribadi seseorang, jika kita selalu menggunakan bahasa indonesia yang baik dan penuh kesantunan, orang juga akan mencitrakan kita sebagai pribadi yang baik dan berbudi, karena melalui tutur kata seseorang mampu menilai kepribadian dari orang tersebut. Tapi sebaliknya jika dalam kesehariannya seseorang tersebut tidak memenuhi etika berbahasa santun, baik dan benar maka orang lain akan mencitrakan kita sebagai pribadi yang buruk.

Bahasa Indonesia saat ini bisa dikatakan sebagai bahasa yang di-nomorduakan. Masyarakat Indonesia rata-rata berbicara kesehariannya dengan bahasa gaul/pokem/slang bagi anak muda, bahasa daerah di setiap pelosok daerah, bahasa asing bagi yang bisa, hanya itu. Lalu dimana bahasa Indonesia yang telah menjadi sumpah pemuda Indonesia 81 tahun yang lalu? berasa malu saya menjadi pemuda yang hidup di zaman yang tidak menghargai sejarahnya sendiri. Mungkin tidak perlu disalahkan juga keadaan yang ada sekarang ini, karena kita harus menyadari Indonesia kaya akan bahasa daerahnya. Kita tetap harus melestarikan itu. Tapi perlu ditekankan "budayakan bahasa Indonesia dan lestarikan kekayaan bahasa daerah Indonesia. Minimalkan bahasa asing. Jati diri Indonesia pertama kali akan terlihat dari Bahasa Ibumu.


Sebuah artikel di Kompas yang ditulis Sahertian berjudul So What Gitu Loch..... (2006:15) menyatakan bahwa bahasa gaul atau bahasa prokem sebenarnya sudah ada sejak 1970-an. Awalnya istilah- istilah dalam bahasa gaul itu untuk merahasiakan isi obrolan dalam komunitas tertentu. Oleh karena sering digunakan di luar komunitasnya, lama-lama istilah tersebut jadi bahasa sehari-hari. Kosakata bahasa gaul yang belakangan ini berkembang sering tidak beraturan dan cenderung tidak terumuskan. Bahkan tidak dapat diprediksi bahasa apakah yang berikutnya akan menjadi bahasa gaul. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu Pengkajian semantik pada bahasa gaul, SondangManik (2004).

Seiring dengan munculnya bahasa gaul dalam masyarakat, banyak sekali dampak atau pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa gaul terhadap perkembangan bahasa Indonesia, diantaranya adalah: Eksistensi bahasa Indonesia terancam terpinggirkan oleh bahasa gaul, menurunnya derajat bahasa Indonesi, menyebabkan punahnya bahasa Indonesia. Oleh sebab itu kita sebagai remaja penerus bangsa harus lebih mencintai bahasa indonesia itu sendiri kalau bukan kita, siapa lagi yang akan melestarikannya.

Hal ini menjadi tugas kita sebagai remaja sekaligus pelajar yang masih peduli dengan Bahasa Indonesia. Kita tidak dapat memungkiri bahwa ‘bahasa gaul’ telah mengikis dan merusak Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, sebagai generasi muda, marilah kita menjaga dan melestarikan Bahasa Indonesia. Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan membiasakan diri menggunakan Bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah berbahasa yang baik mulai dari diri kita sendiri, karena hal besar berawal dari hal kecil. Setelah itu marilah kita mengajak teman-teman dan orang-orang di sekitar kita untuk menggunakan Bahasa Indonesia dengan benar. Hal yang tak kalah penting adalah dengan tetap memberikan pelajaran Bahasa Indonesia dengan metode pembelajaran yang menarik kepada siswa di sekolah agar siswa sadar akan pentingnya Bahasa Indonesia dan mampu untuk turut melestarikan bahasa nasional ini. Dengan demikian, niscaya Bahasa Indonesia akan tetap terjaga keberadaannya sampai kapanpun.

CONTOH MENGGUUNAKAN BAHASA YANG BAIK DAN BENAR
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan “bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan bahasa yang baku.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.

Misalkan dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang baku Contoh :
  • Apakah kamu ingin menyapu rumah bagian belakang ?
  • Apa yang kamu lakukan tadi?
  • Misalkan ketika dalam dialog antara seorang Guru dengan seorang siswa
  • Pak guru : Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR?
  • Rino : sudah saya kerjakan pak.
  • Pak guru : baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan.
  • Rino : Terima kasih Pak
  • Kata yang digunakan sesuai lingkungan sosial


Dari contoh diatas perbedaan antara bahasa yang baku dan non baku  dapat terlihat dari pengucapan dan dari tata cara penulisannya. Bahasa indonesia baik dan benar merupakan bahasa yang mudah dipahami,  bentuk bahasa baku yang sah agar secara luas masyarakat indonesia berkomunikasi menggunakan bahasa nasional. Contoh pada “Kami, putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”, demikianlah bunyi alenia ketiga sumpah pemuda yang telah dirumuskan oleh para pemuda yang kemudian menjadi pendiri bangsa dan negara Indonesia. Bunyi alenia ketiga dalam ikrar sumpah pemuda itu jelas bahwa yang menjadi bahasa persatuan bangsa Indonesia adalah bahasa Indonesia. Kita sebagai bagian bangsa Indonesia sudah selayaknya menjunjung tinggi bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.

Paragraph dibawah ini cuplikan gaya bahasa yang dipakai sesuai dengan EYD dan menggunakan bahasa baku atau bahasa ilmiah bukan kata popular dan bersifa objektif, dengan penyusunan kalimat yang cermat. Dalam paradigma profesionalisme sekarang ini, ada tidaknya nilai informative dalam jaring komunikasi ternyata berbanding lurus dengan cakap tidaknya kita menulis. Pasalnya, selain harus bisa menerima, kita juga harus mampu memberi. Inilah efek jurnalisme yang kini sudah menyesaki hidup kita. Oleh karena itu, kita pun dituntut dalam hal tulis-menulis demi penyebaran informasi. Namun persoalannya, apakah kita peduli terhadap laras tulis bahasa kita. Sementara itu, yakinilah, tabiat dan tutur kata seseorang menunjukkan asal-usulnya, atau dalam penegasan lain, bahasa yang kacau mencerminkan kekacauan pola pikir pemakainya. Buku ini memperkenalkan langkah-langkah pragmatic yang Anda perlukan agar tulisan Anda bisa tampil wajar, segar, dan enak dibaca


BAHASA SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI

4 Fungsi Bahasa sebagai Alat Komunikasi- Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang berupa sistem simbol bunyi yang dihasilkan dari ucapan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana untuk berinteraksi dengan manusia lainnya di masyarakat. Untuk kepentingan interaksi sosial itu, maka dibutuhkan suatu wahana komunikasi yang disebut bahasa. Setiap masyrakat tentunya memiliki bahasa. Dalam komunikasi sehari-hari alat yang sering digunakan untuk berkomunikasi adalah bahasa, baik berupa bahasa tulis maupun bahasa lisan. Bahasa sebagai sarana komunikasi tentunya mempunyai fungsi berdasarkan kebutuhan seseorang secara sadar atau tidak sadar yang digunakannya. Bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan diri, alat komunikasi, dan sarana untuk kontrol sosial.( https://id.wikipedia.org/wiki/Fungsi_bahasa ).

Fungsi Bahasa sebagai Alat Komunikasi
Sebagai alat komunikasi, bahasa memiliki 4 fungsi sebagai berikut :

1. Fungsi informasi
Maksud dari bahasa memiliki fungsi informasi yaitu bahwa bahasa berfungsi untuk menyampaikan informasi timbal balik antaranggota keluarga maupun anggota-anggota masyarakat. Wujud fungsi bahasa sebagai fungsi informasi misalnya : berita, pengumuman, petunjuk pernyataan lisan ataupun tulisan melalui media massa, baik media cetak ( koran, majalah, dan lain-lain ) ataupun elektronik ( televisi, radio, website/blog, dan lain-lain ).

Contoh fungsi bahasa sebagai alat komunikasi  dalam fungsi informasi :
-          Wartawan menyampaikan berita yang didapatnya melalui koran
-          pengumuman hasil seleksi tes CPNS diumumkan melalui website
-          pertandingan sepak bola disiarkan langsung melalui televisi

2. Fungsi ekspresi diri
Bahasa memiliki fungsi ekspresi diri mengandung pengertian bahwa bahasa berfungsi untuk menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, emosi atau tekanan-tekanan pembicara. Bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri ini dapat menjadi media untuk menyatakan keberadaan ( eksistensi ) diri, membebaskan diri dari tekanan emosi, dan untuk menarik perhatian orang lain.

3. Fungsi adaptasi dan integrasi
Bahasa memiliki fungsi adaptasi dan integrasi yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat. Melalui bahasa, seseorang dapat belajar tentang adat istiadat, pola hidup, perilaku, dan etika dalam masyarakat. Jika seseorang mudah beradaptasi dengan masyarakat, maka dengan mudah juga dia akan membaurkan diri ( integrasi ) dengan kehidupan masyarakat tersebut.

4. Fungsi kontrol sosial
Bahasa berfungsi mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain. Apabila fungsi ini berlaku dengan baik maka semua kegiatan sosial akan berlangsung dengan baik juga. Sebagai contoh, pendapat seorang Kepala Desa akan ditanggapi dengan baik oleh masyarakatnya apabila pendapat tersebut disampaikan dengan bahasa yang komunikatif dan persuasif. Dengan bahasa, seseorang bisa mengembangkan kepribadian dan nilai-nilai sosial kepada tingkat yang lebih berkualitas.




SUMBER : 

0 komentar:

Posting Komentar